
Pertemuan G7.
ISTANBUL - Para menteri-menteri keuangan dari kelompok G7 berkumpul di Istanbul, Turki untuk membicarakan krisis ekonomi yang sempat diragukan kesehatannya dalam lingkup ekonomi global.
Pertemuan di Turki ini muncul setelah Amerika Serikat (AS), negara dengan perekonomian terbesar di dunia, melaporkan angka penganggurannya lebih tinggi dari yang diharapkan, dan membuat pemulihan ekonomi menjadi mundur.
Presiden AS Barack Obama pun mengatakan bahwa kehilangan pekerjaan adalah sesuatu hal yang suram, mengingat bahwa kemajuan ekonomi mulai datang secara teratur.
"Kita perlu melaksanakan pemulihan ekonomi ini selangkah demi selangkah," ujar Obama, seperti dilansir dari AFP, Sabtu (3/10/2009).
Dalam harapan agar segera terjadi pemulihan. Data resmi AS menunjukkan, hilangnya pekerjaan sangat cepat hingga 263 ribu pada September. Hal ini mendorong tingkat pengangguran lebih tinggi menjadi sebesar 9,8 persen selama 26 tahun terakhir sejak Perang Dunia II.
IMF mengatakan bahwa pemulihan ekonomi global sementara telah dimulai, tapi juga memperingatkan bahwa krisis ekonomi belum berakhir. Ini terlihat dari lemahnya sektor keuangan dan pengangguran di banyak negara terus meningkat. Di samping itu, Eropa pun menekan AS untuk mendukung nilai tukar dolar yang lemah.
"Setiap orang membutuhkan mata uang dolar yang kuat," kata Menteri Keuangan Perancis Christine Lagarde, menjelang pembicaraan G7.
Adapun dalam G7 ini para menteri-menteri keuangan akan membahas langkah-langkah lanjutan dan implementasi, dari sebuah kesepakatan yang sudah disepakati pada pertemuan puncak G20 pekan lalu untuk pemulihan ekonomi akibat resesi global.
Tanda-tanda pemulihan ekonomi sendiri telah mendorong turunnya nilai mata uang dolar, yang secara tradisional dilihat di pasar mata uang sebagai safe haven. Statusnya sebagai cadangan mata uang dunia pun telah diperiksa. (ade)
Komentar :
Posting Komentar